“Dengan nilai yang baik dan tekad yang tak pernah padam, ia berkali-kali mendaftar beasiswa, tetapi sistem terus menyingkirkannya.”

Avatar

“Kadang saya bertanya dalam hati, beasiswa ini sebenarnya untuk siapa? Kami yang benar-benar membutuhkan atau mereka yang sekadar ingin menambah fasilitas hidup?” ucap Lala lirih.

Meski tak kunjung mendapatkan bantuan, Lala tetap bertahan. Ia bekerja paruh waktu di sebuah toko pakaian, Di sela-sela kelelahan itu, ia tetap menjaga nilai akademiknya agar peluang beasiswa tidak hilang.

Baca Juga :  Pj Bupati Merangin: Kapolres Bergelar Hulu Bakang Selingkung Negeri

Kisah Lala mencerminkan satu persoalan penting: akses pendidikan yang seharusnya merata justru masih menyisakan celah ketidakadilan.

Banyak mahasiswa miskin yang berjuang dalam diam, namun terhenti bukan karena malas, melainkan karena sistem bantuan yang belum sepenuhnya berpihak pada mereka.

Baca Juga :  SPJ Fiktif, Kasus Dugaan Korupsi Pinto Jayanegara Naik ke Tahap Sidik

Lala mungkin belum mendapatkan beasiswa, tetapi ia terus melangkah. Keteguhan hatinya menjadi bukti bahwa tekad untuk mengubah nasib jauh lebih kuat dari segala keterbatasan yang membelenggu.(Red-MrY)